Sabtu, 31 Desember 2011

last letter in 2011


for Who that woke me up into a baby, lull me into the body, and wake me back into alam barzakh,

Allah.

2011. Ucap terima kasihku mungkin tak cukup. Tapi sungguh aku bersyukur atas udara yang masih bisa ku pelacuri dari pagi hingga kini. Alhamdulillahirobilalamin, atas segala catatan nafas-nafasku, Allah. Alhamdulillahirobilalamin, atas yin yang, atas hitam putih, atas bara dan embun, atas lampu disko dan lumpur estuari, atas sendiri dan berdua, atas tujuh menjadi sembilan dan beberapa bulan lagi akan sepuluh, atas kurikulum alam dan kepekaan hati yang aku rasa pasti setiap tahunnya menjadi terus mendekati-Mu (semoga dugaanku tentang itu benar, Allah Al Alim).


2011. Banyak yang tak terkira. Itu semata banyak pengingat-pengingat alam yang melatih diri berjinjit lalu bertiarap. Mungkin itu maksud Allah Al Hafiz, dalam perintahnya ketika Qiyam ketika sujud. Ketika kita, manusia di bumi tidak pernah berstatis di satu posisi mana saja yang dunia ini bisa janjikan. Tidak ada.


2011. Banyak doa yang terkabulkan.

“Ud’uunii astajib lakum - Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Al Mukmin : 60).

Aku petualangi. Dan sungguh Allah Al Haq. Benar, telak, tak meragukan. Alhamdulillahirobilalamin atas yang sudah, Insyaallah untuk yang sedang diproses. :)

Astagfirullahaladzim. untuk lupa dan dosa. semoga masih sempat Allah Al Afuw, maafkan kami. Amin. Di detik pengampunan. Di nafas terakhir seperti bayi.



2011. Banyak Ensiklopedia. Yang datang dengan kesiapan hati dan juga datang serupa hantaman petir. Tapi kami mengerti, itu Allah, sedang mengajarkan. Sedang menguji penyembahNya. Itu Allah Asy Syahid, sedang menyaksikan seperti apa kualitas kami. seperti apa kemampuan debu yang kebetulan bernyawa dan berakal ini.



2011. Masih banyak yang belum kami tahu-i. tapi sempat ku tulis juga di tahun ini, di blog ini adalah:

‘TIDAK TAHU’. Itu lah seharusnya manusia. Harus selalu merasa ‘TIDAK TAHU’ agar manusia bisa bertawakal, menyerahkan kepada ahli ‘TAHU’, yaitu T U H A N.

Namun banyak yang baru yang aku baru tahu. Dan itu lucu. Aku jadikan catatan pada angan, pada tulisan sebagai pengingat, semoga Allah Malikul Mulk, izinkan perpanjangkan ingatan kita akan pelajaran-pelajaran yang terlalui. Semoga.



2011. Alhamdulillahirobilalamin Allah Ar Rasyid. Insyaallah, 2012 ya Allah An Nur.




31desember2011

loved to death

me.

Kamis, 15 Desember 2011

kepada Tuhan tentang blogwalking hari ini :

dear Tuhan,


saya hanya orang iseng gak karu-karuan, saya blog walking hari ini Tuhan,
dan saya..

membuka beberapa, dan bertemu di salah satunya.

sempat membaca sebagian,

dan menutupnya cepat.

saya tidak tau dari mana kata-kata ini, tapi saya yakin ini datangnya langsung dari Tuhan, lewat media : entah agama, entah utusan, entah malaikat, entah orang tua, entah nurani..

"sudahlah.. semua punya kesalahan yang terukur penuh oleh Tuhannya masing-masing, walau orang yg tidak percaya Tuhan sekali pun. Dunia yg tak berinteraksi berputar, matahari yang tak berinteraksi dengan bulan, pun berganti-gantian. Apalagi manusia dengan influence2-nya. maka apa lagi yang harus dipertanyakan..

kebencian ada batasnya. Maaf, tidak pernah selesai sampai kaki tak mampu memijak lagi buminya.

Jadi untuk sesuatu yang dapat mengejolakan hati seperti teriak langit seperti petir. untuk apa kamu tau dan kamu tontoni. Mau kesamber petir??

kemarahan manusia adalah aibnya sendiri. Aib tak perlu dibanggakan. Dapat melaluinya saja sudah keberkahan, seperti wahyu."


begitu Tuhan..

Gimana? cukup keren kan?

kira-kira saya bisa masuk surga gak?










love

ipit.

Senin, 05 Desember 2011

dia, minuman, dan tuhan


“anggap saja saya suka minuman itu, minuman yang asam, yang pait, yang menyakiti tenggorokan, seperti wine, tapi saya suka. Lalu mereka tidak suka minuman itu. Saya ga akan berhenti meminumnya karena saya suka”.


Sambil ku rasa hangat air mata itu membanjiri pipi, sambil kudengar kata-kata indah itu. Dia tidak tahu itu indah. Dia tidak tahu, saya rasa lagi degup-an jantung saat sesaat terhenti. Dia tidak tahu, kata itu untuk udara segar pertama dari polusi-polusi yang aku hisap mati tertelan otak buatku hampir mati.

Tuhan,

Aku tarik nafasku dalam, aku keluarkannya jauh.

Kau tahu untuk apa itu semua walau tanpa kata. Kau tau seberapa banyak udara keluar masuk itu walau tanpa timbangan valid.

Tuhan,

Maaf. Makhluk Mu ini lunak, lembek, terinjak dan rata dengan tanah. Untuk semua yang sedang tayang bagai wayang ini, belum ada yang bisa kucerna apalagi kubuang lega.

Hanya satu itu Tuhan,

Yang bicara itu. Apa dia? . Sungguh air mataku sendiri tak cukup untuk mengasihinya haru, merah muda dan biru. Jaga dia untukku,Tuhan.

Untuk semua yang sedang tayang bagai wayang ini, untuk apa yang kupinta barusan,

Kata ini Kau pasti akan tertawai dan Kau akan toyor kepalaku jauh ;

tapi, Terima kasih.

aku ini apa monster

Mari bicara lagi Tuhan,

Ingat?

“But i am hurt, Tuhan. Tidak melawan, merasa kalah, tersisih. Atau memang seperti itu harusnya beriman? Seperti itu ibadah dan solehah?”

Kali ini jauh lebih sakit. Kali ini kesal tertahan. Kali ini aku mengepal kurang ajar. Kali ini muntah perih di kerongkong kering. Hah Tuhan, sampah mulutku atas apa yang aku pecundangi ini. Hina jasadku atas apa yang aku pengecuti untuk dihadapi.

Tuhan habis air mataku mengeluh padamu. Seperti sedang kusayat-sayat kulitku sendiri dan kumakan sendiri bak kuntilanak dan kutersedak sendiri ku mati berdiri lagi.

Tuhan lebam sekujur jasadku, kunistakan semua ku merasa tak layak, kutonjoki sendiri tubuh ini, jatuh masuk kardus dan kutendang pergi lepas di kali tai busuk.

Harus dengan kata apa Tuhan?

Aku.. aku.. kelam. Berjelaga.

Hatiku abu.

Jiwaku bangkai.

Belum lagi kurasa bahagia. Aku persalahi ini semua.

Aku ini apa Tuhan? Monster?





[on timeless machine]